Rabu, 14 Oktober 2015

Cerita Agama Buddha ''Kisa Gotami Theri''



                Yang Ariya Kisa Gotami Theri

          Kisa Gotami adalah seorang gadis dari sebuah keluarga miskin di kota Savatthi. Nama sebenarnya adalah ‘’Gotami’’. Tetapi karena tubuhnya yang kurus maka ia dipanggil ‘’Kisa’’. Setiap orang yang melihat Kisa Gotami berjalan dengan badan yang tinggi dan kurus, tak seorang pun dapat melihat kebaikan yang ada didalam dirinya.
           Kisa Gotami sulit mendapatkan suami karena miskin dan tidak memiliki daya tarik. Namun secara tak terduga kebaikan Kisa Gotami terlihat oleh seorang pedagang kaya yang menganggap bahwa kebaikan tidak dapat dilihat dari penampilan luar saja. Pedagang kaya itu kemudian menikahi Kisa Gotami.
           Kisa Gotami tidak menduga ternyata keluarga suaminya  memandang rendah dirinya karena kasta, kemiskinan, dan penampilan dirinya. Hal-hal tersebut membuat Kisa Gotami menderita, terutama karena suaminya harus menghadapi konflik antara orang-orang yang ia sayangi, yaitu orang tua dan istrinya.
            Waktu terus berlalu, lahirlah seorang bayi laki-laki dari pernikahannya itu. Kisa Gotami mulai diterima dan dihormati oleh seluruh keluarga suaminya. Dia sangat bahagia, namun kebahagian itu tidak berlangsung lama, anaknya tersebut meninggal dunia ketika ia baru saja belajar berjalan. Kematiannya itu membuat Kisa Gotami sangat sedih dan amat takut.
           “Akankah keluarga suamiku memandang rendah dan menyalahkan diriku atas semua yang telah terjadi?”
            “O, Tidak, aku harus berbuat sesuatu”,pikirnya amat takut.      
            Kejadian tersebut membuat Kisa Gotami menjadi gila, apalagi dia tidak pernah melihat kematian sebelumnya. Kisa Gotami tidak bisa menerima kenyataan bahwa anaknya telah meninggal, dia menganggap anaknya hanya sakit dan harus mendapatkan obat untuk menyembuhkannya.
            Dengan menggendong anaknya kian kemari, Kisa Gotami meminta obat dari rumah ke rumah.
           “ Tolong...oh tolonglah, berikanlah obat untuk anakku yang sakit ini”, ucapnya dengan penuh harapan.
           Tidak sedikit orang yang mengejeknya tanpa perasaan, namun seorang baik hati dan bijaksana yang iba melihatnya, kemudian dia menasihatinya untuk menemui Sang Buddha.
          “Saudari, pergilah kepada Sang Buddha, Beliau memiliki obat yang kamu butuhkan”, kata orang baik hati dan bijaksana itu.
           Dengan bergegas Kisa Gotami menemui Sang Buddha di Jetavana, di kediaman Anathapindika, di mana Sang Buddha bermalam. Kemudian Kisa Gotami memohon kepada Sang Buddha.
            “Yang Mulia...tolong...tolong lah....berikanlah obat yang dapat menyembuhkan anakku yang sakit ini.”
   Lalu Sang Buddha menjawab
            “Gotami, mintalah segenggam biji lada dari rumah keluarga yang belum pernah mengalami kematian.’’
           “ Baik, Yang Mulia”, Kisa Gotami berkata dengan pikiran gembira.
             Dengan mebawa anaknya yang telah meninggal dunia itu. Kisa Gotami pergi dari rumah ke rumah, untuk meminta segenggam biji lada.
           “Bolehkah saya meminta segenngam biji lada?”tanya Kisa Gotami.
           “Oh....tentu saja’, jawab si tuan rumah, kemudian diberikanlah segenggam biji lada kepada Kisa Gotami.
            Kemudian Kisa Gotami bertanya lagi, “Apakah di rumah ini tidak pernah mengalami kematian sari salah satu anggota keluarga.”
            “Tentu saja pernah’’, jawab si tuan rumah. Kemudian Kisa Gotami meninggalkan rumah tersebut dan menanyakan hal-hal yang sama ke rumah lainnya. Setiap orang ingin menolongnya, tetapi ia tidak pernah menemukan sebuah rumah pun dimana kematian dari anggota keluarga belum pernah terjadi.
              Hari sudah menjelang malam dan akhirnya Kisa Gotami menyadari bahwa bukan hanya ia seorang yang terpukul  karena kematian orang yang disayangi. Ternyata terdapat banyak orang yang telah meninggal dunia, ini merupakan segi-segi kehidupan manusia. Kisa Gotami menjadi sadar dan mengerti bahwa pada setiap kelahiran pasti ada kematian.
             Tak lama setelah menyadari hal ini, sikap terhadap anaknya yang telah meninggal dunia berubah. Ia tidak lagi melekat kepada anaknya. Kisa Gotami memakamkan anaknya di  hutan dan kembali kepada Sang Buddha.
            “Sudahkah kamu mendapatkan biji lada, Gotami?” tanya Sang Buddha.
            “Yang Mulia, saya tidak mendapatkan segenggam biji lada dari rumah yang keluarganya belum pernah mengalami kematian,”jawab Kisa Gotami.
             Kemudian Sang Buddha berkata,
             “Gotami, kamu berpikir bahwa hanya kamu yang kehilangan seorang anak, sekarang kamu menyadari bahwa kematian terjadi pada semua makhluk. Sebelum keinginan mereka terpuaskan, kematian telah menjemputnya.”
              Mendengar hal ini, Kisa Gotami benar-benar menyadari akan ketidak-kekalan, ketidakpuasa dan tanpa inti dari kelompok kehidupan dan mencapai tingkat kesucian Sotapatti dan memohon ditahbiskan untuk menjadi bhikkhuni, Kisa Gotami memberikan penghormatan kepada Sang Buddha dengan ber-Padakhina(mengelilingi tiga kali). Kemudian memohon tahbiskan menjadi Bhikkhuni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar